Selamat Jalan Sahabatku..

Rabu, 14 Februari 2018
Sudah lama pengen banget bisa ngeblog lagi tapi ga tau mau bahasa apa?
Dan ternyata hari ini sempet juga ngeblog walaupun dalam suasana yang haru.

Innalillahi wa'innailaihi rojiun.
Bertepat tgl 1 Februari 2018 kemarin, seorang sahabat saya telah berpulang ke rahmatullah di Thailand yang bernama Nuning Aprilianasari. Ia adalah teman saya di bangku kuliah s1 di Tekim Unila. Selama di kampus kami memang tidak begitu dekat. Hanya kenal dan seperti teman lainnya.

Hubungan kami dekat hanya di chatting pribadi baik di BBM ataupun Wa. dia selalu mensupport saya. Saat ia masih hidup saya tidak menyadari bahwa ia seorang sahabat. Ia baik, rendah hati walaupun dia termasuk orang yg cukup berada. Dia mengajarkan saya bahwa untuk menjadi seorang muslim adalah dengan akhlaq dan tauladan yg baik. tanpa perlu menggurui karena tugas kita adalah mengingatkan bukan untuk mengubah seseorang.

Ketika saya mau menikah, ia adalah penguat saya. Entah kenapa saya tidak banyak cerita ke teman2 dekat saya melainkan lebih ke Nuning. Pun ketika saya akhirnya menentukan menikah, ia orang yg saya hubungi dan konfirmasi terus soal ukuran baju. Karena kesalahan teknik seragam untuk sahabat2 terpaksa ganti design dan mengakibatkan ukuranpun berubah. Saya tahu baju itu bukanlah ukuran yg pas buat Nuning tp beliau bilang tidak apa2 bisa digaya2in katanya. Ketika hari pernikahanpun dia menggunakannya tanpa keluhan.

Bahkan ketika beberapa hari ia akan berpulang, ia masih menguatkan saya dan mendoakan perut saya yg merasa kesakitan. Ia membeli barang2 jualan saya walaupun mungkin tidak terpakai olehnya. Ia sangat mempermudah jalan saya.

1 bulan sebelum ia pergi, ia memesan PDL untuk angkatannya. Karena suatu kendala saya tidak bisa memberikan sesuai waktu yg saya janjikan. Dengan tanpa marah ia justru mengulur waktu hingga awal feb.

Tepat tanggal 29 Januari, akhirnya barangnya bisa ready. Nuning menyambut dengan mengatakan bahwa hari itu juga saya sebaiknya memberitahu tagihan sisa yg harus ia bayarkan. Dia bilang ia mau pergi, ia takut lupa. Tapi kondisi saya di semarang, sedangkan bajunya ada di klaten memaksa saya harus mengirimkannya besok paginya. Entah apakah ini firasat yang membuat ia mendesak saya untuk mengeluarkan bill lebih awal.. Ia ingin melunasi tanggungannya sebelum ia menghadapMU ya RABB. Dan Engkau memanggilnya. Dan sebelum itu ia berpamitan denganku.

Entah apa yang mendorong saya menangis saat itu. Bahkan ketika saya mengingatnya dan menulis ini. Memang kematian adalah nasehat terbaik untuk yg ditinggalkan.

Saya berdoa n sesempat mungkin mengirimkan al Fatihah untuk ia, bahkan adikku tercinta dan Nenek Kakekku setiap saya mengingat Nuning. Dan saya selalu berfikir ketika itu, apakah ketika saya nanti mati ada orang selain keluarga saya yg akan menangisi saya seperti saya saat ini? Adakah sahabat yg mendoakan saya ketika mengingat saya? akankah saya menjadi bagian dari ingatan yg baik oleh org2 yg saya tinggalkan? sebaik apakah saya sehingga saya bisa mendapatkan itu semua?

Terimakasih saudariku Nuning..
Aku mencintaimu karena ALLAH.
Tapi ALLAH lebih mencintaimu daripada cinta kami yg kau tinggalkan.
ALLAH mencintai kami dg menjadikanmu pelajaran bagi kami.
Engkaulah salah satu guru kehidupanku...