Hal-hal yang mempengaruhi proses ozonasi sebagai desinfektan (Solomon dkk., 1998; Voidarou dkk., 2007):
- Kekuatan mikroba terhadap ozon;
- Waktu kontak ozon dengan mikroba; dan
- Dosis ozon
Kelebihan (Solomon dkk., 1998)
|
Kekurangan (Solomon dkk., 1998)
|
·
Lebih efektif membasmi virus dan bakteri;
·
Waktu kontak yang dibutuhkan relatif singkat (10
- 30 menit);
·
Tidak menghasilkan residu yang harus diolah lebih
lanjut karena ozon cepat terdekomposisi;
·
Relatif lebih aman karena ozon digenerasi secara
insitu;
·
Mikroba tidak tumbuh kembali secara ozonasi.
|
·
Tidak efektif
membunuh beberapa jenis kuman, bakteri dan spora jika digunakan dalam dosis
rendah;
·
Proses
desinfeksi dengan ozon lebih daripada desinfeksi dengan menggunakan klorin
atau radiasi UV sehingga membutuhkan peralatan yang canggih dan waktu kontak
yang efisien;
·
Sangat
reaktif dan korosif sehingga memerlukan material yang tahan terhadap korosi;
·
Tidak efektif
untuk digunakan pada air yang memiliki kandungan padatan tersuspensi. BOD,
COD, atau TOC dalam jumlah tinggi;
·
Tidak ada
residu yang dapat diukut untuk menunjukkan keampuhan desinfeksi
|
Mekanisme desinfeksi bakteri oleh ozon (Solomon):
- Oksidasi langsung/penghancuran dinding sel dengan mengeluarkan isi dari sel tersebut;
- Reaksi dengan radikal dari produk samping dekomposisi ozon;
- Merusak asam nukleat (purin dan pirimidin);
- Memutuskan ikatan karbon-nitrogen sehingga terjadi depolimerisasi.
Mekanisme Penghancuran Sel Bakteri oleh Ozon (Khadre, 2001) |
Tahapan proses desinfeksi oleh ozon berdasarkan gambar:
- Sel bakteri sebelum terkena proses desinfeksi;
- Ozon menyerang molekul sel pada dinding bakteri;
- Ozon menetrasi dinding sel dan menyebabkan korosi;
- Kerusakan dinding sel akibat ozonasi;
- Sel-sel bakteri mengalami kontak dengan molekul ozon; dan
- Sel mengalami destruksi (lisis).
0 komentar:
Posting Komentar