Heii..
This is Me! Nandha ..
Dan ini
adalah blog kesekian *yang hmm saya sendiri lupa udah berapa banyak jumlahnya*
Kenapa
bisa banyak gitu ya? :D
Soalnya
kebanyakan blog-blog sebelumnya berakhir dalam haru biru yang MJ (kalo kata orang
lampung Mak Jelas alias Ga Jelas) hehehe
Jujur
aja, hal yang membuat saya membuat blog yang satu ini adalah untuk mengikuti
kompetisi blog yang diadain rekan-rekan pelajar di Belanda.
Sebelumnya,
saya belum pernah mendambakan Negara itu untuk melanjutkan jenjang pendidikan.
Tapi entah kenapa, setelah sedikit berkonsultasi dengan “suaminya temen” *eh sahabat.. hmm tdk2 tp myukhtina* yang
sudah belajar di Negara luar, keinginan untuk bisa meraih beasiswa or course
gratis di luar negeri semakin menjadi-jadi.
“Dimana
aja yang penting ilmunya” itu inti pesan dari beliau.
Awalnya,
saya ga begitu tertarik dengan kalimat itu.. Mana lagi beliau menyampaikan
sederet jurusan perkuliahan yang berpeluang untuk meraih beasiswa yang bisa
dibilang “bukan gw bangeeett” :D
Selama ini saya berfikir bahwa kita harus bekerja disuatu tempat yang memang kita sukai untuk memupuk motivasi agar mudah beradapsi dan berkembang.
Tapi setelah difikir2, ditelaah.. Saya calon ibu.. saya akan menjadi slh satu pentolan pengkaderan dalam keluarga saya. Saya tidak ingin sekedar menjadi seorang ibu. Saya harus menjadi Seorang Ibu yang Pintar. Saya harus bisa menjadi Seorang Ibu bukan sekedar menjadi Ibu. Saya harus sukses menjadi Seorang Ibu yang mampu mencetak Imam-Imam terbaik keluarga dan mampu mencetak Ibu-Ibu terbaik lainnya untuk keluarga mereka. Yuph aku harus menjadi Ibu
akhirnya saya mulai setuju dengan beliau “Dimana aja yang penting ilmunya”.
Selama ini saya berfikir bahwa kita harus bekerja disuatu tempat yang memang kita sukai untuk memupuk motivasi agar mudah beradapsi dan berkembang.
Tapi setelah difikir2, ditelaah.. Saya calon ibu.. saya akan menjadi slh satu pentolan pengkaderan dalam keluarga saya. Saya tidak ingin sekedar menjadi seorang ibu. Saya harus menjadi Seorang Ibu yang Pintar. Saya harus bisa menjadi Seorang Ibu bukan sekedar menjadi Ibu. Saya harus sukses menjadi Seorang Ibu yang mampu mencetak Imam-Imam terbaik keluarga dan mampu mencetak Ibu-Ibu terbaik lainnya untuk keluarga mereka. Yuph aku harus menjadi Ibu
akhirnya saya mulai setuju dengan beliau “Dimana aja yang penting ilmunya”.
Dan lama kelamaan kerinduan terhadap organisasi pembelajaran dan berbentokkan dengan kebutuhan terhadap ilmu-ilmu membuat saya merasa harus mencobanya. Yah bukan sekedar untuk mendapatkan hadiahnya, tetapi saya ingin mulai kembali mengasah pemikiran, wawasan kemampuan menulis saya yang sedikit terlupakan.
Putih Abu-Abu yang masih Mengabu-abu
Yuph, di bangku kelas 11 dulu, guru Bahasa Indonesia saya sering sekali memberikan tugas ke murid-muridnya untuk menulis suatu makalah. Makalah ini benar-benar diambil dari sumbernya, bukan sekedar "ombau" atau dalam arti lepasnya "karangan semata" tetapi hasil dari penelitian berupa penyebaran polling di sekitar sekolah.
Waktu itu kami terdiri dari beberapa orang murid yang dipilih secara mandiri. Saya sendiri lupa siapa-siapa saja yang ada di sana. Ingin melacak di komputer pribadi tapi datanya sudah terhapus entah kemana?
Tapi yang saya ingat sedikit judul dari penelitian itu "Pengaruh Sarapan Pagi bagi Prestasi Siswa di Sekolah" yang biasa saya singkat "Pentingnya Sarapan Pagi".
Meskipun hanya tugas sekolah, ternyata Ibu Guru saya tersebut cukup tertarik dan meminta saya dan teman-teman untuk menyingkatnya menjadi seperti abstrak untuk dimuat disalah satu buletin pendidikan di daerah.
Karena dulu tidak berfikir kalau hal-hal seperti itu cukup penting, maka saya tidak begitu memperhatikan Judul Buletin dan Tanggal terbitnya. yang saya ingat, dulu nama "Nandha Riveri Sesunan" dan "Fariez" terpajang di halaman dalam buletin tersebut beserta judul penelitiannya. Jadi kalau suatu saat lihat nama saya di suatu buletin, Heii itu sayaa :D!
Karena berhasil tercantum di buletin itu, kami mendapatkan hadiah melalui tangan Ibu Guru Bahasa Indonesia sejumlah IDR 50,000.00 yang dibagi untuk 5 anggota lainnya. Walau uang itu termasuk kecil tapi lumayan buat dijajanin di kantin emak :p
Tak lama kemudian Kepala Sekolahpun meminta saya menulis "Selayang Pandang Kurikulum Berbasis Kompetensi" untuk penerbitan buletin itu selanjutnya. kebetulan sekolah kami menjadi salah satu "Kelinci Percobaan" yang sukses dan saya merasa bangga bisa menjadi bagian utama dalam percobaan tersebut. soalnya hasil dari KBK itu terbukti banget baik di perkuliaan maupun setelah terjun di masyarakat.
Saya tak bertanya apakah tulisan saya kali itu termuat kembali di buletin tersebut. Tapi kebanggaan diminta oleh KepSek adalah hal yang tak terlupakan.
Menuju akhir kenaikan ke kelas 12.. saya bergabung dengan Surat Harian Radar Lampung, Jawa Post Group, sebagai DetEksi Crew. *Saya janji akan memposting foto pertama saya menjadi model untuk halaman DetEksi sekaligus untuk pertama kalinya tulisan saya diterbitkan di provinsi setempat! tapi nanti yah setelah saya pulang ke Lampung insyALLAH tanggal 16 Mei ini*
Saya bergabung di DetEksi, awalnya iseng-iseng saja. Bahkan saya tidak tahu-menahu bagaimana cara jurnalis bekerja. Untungnya DetEksi ini adalah halaman buat konsumsi remaja dan orang-orang yang bergabung di dalamnya pun adalah anak-anak remaja. Zee, salah satu crew di sana ternyata teman saya satu tingkat beda kelas saja. Dia yang mengajarkan saya banyak hal. Terimakasih Zeni Octa Zamartha untuk ilmu dan pengalamannya.
Rubrik DetEksi ini, dirapatkan sebulan sekali untuk menentukan tema. Kemudian para Crew menyebar polling dan mewawancarainya anak-anak berprestasi yang cocok mengisi topik-topik tersebut. Cara penyebaran pollingnya pun di tempat-tempat beragam yang banyak bisa dijumpai remaja-remaja putih abu-abu atau putih-birunya serta civitas akademika Bandar Lampung. Selain remaja, para tokoh, guru ataupun orang-orang yang berkompeten dibidangnyapun turut memberikan pandangan di rubrik ini.
Setelah semua informasi terkumpul, para Crew diwajibkan membuat tulisan yang berhubungan dengan topik dan hasil polling. Hasil tulisan tersebutlah yang dikirim kemeja auditor untuk diedit dan dibuat menarik, dicetak dan diterbitkan... :)
Oh iya, satu hal lagi yang saya rasakan manfaatnya dari KBK, saat kelas 12, kami belajar yang namanya Kewarganegaraan dan Jurnalisme. itulah salah satu mata pelajaran terfavorit selain Kimia, Gambar dan Olah raga :D
Saya bergabung di DetEksi, awalnya iseng-iseng saja. Bahkan saya tidak tahu-menahu bagaimana cara jurnalis bekerja. Untungnya DetEksi ini adalah halaman buat konsumsi remaja dan orang-orang yang bergabung di dalamnya pun adalah anak-anak remaja. Zee, salah satu crew di sana ternyata teman saya satu tingkat beda kelas saja. Dia yang mengajarkan saya banyak hal. Terimakasih Zeni Octa Zamartha untuk ilmu dan pengalamannya.
Rubrik DetEksi ini, dirapatkan sebulan sekali untuk menentukan tema. Kemudian para Crew menyebar polling dan mewawancarainya anak-anak berprestasi yang cocok mengisi topik-topik tersebut. Cara penyebaran pollingnya pun di tempat-tempat beragam yang banyak bisa dijumpai remaja-remaja putih abu-abu atau putih-birunya serta civitas akademika Bandar Lampung. Selain remaja, para tokoh, guru ataupun orang-orang yang berkompeten dibidangnyapun turut memberikan pandangan di rubrik ini.
Setelah semua informasi terkumpul, para Crew diwajibkan membuat tulisan yang berhubungan dengan topik dan hasil polling. Hasil tulisan tersebutlah yang dikirim kemeja auditor untuk diedit dan dibuat menarik, dicetak dan diterbitkan... :)
Oh iya, satu hal lagi yang saya rasakan manfaatnya dari KBK, saat kelas 12, kami belajar yang namanya Kewarganegaraan dan Jurnalisme. itulah salah satu mata pelajaran terfavorit selain Kimia, Gambar dan Olah raga :D
0 komentar:
Posting Komentar