Nandha Riveri Sesunan1*, Windy Heristika2,
Panca Nugrahini F.,
S.T., M.T.3
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas
Teknik, Universitas Lampung
Jalan Prof. Dr. Sumantri
Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 31545
*Email : riveri@rocketmail.com atau NandhaRiveri@gmail.com
Abstrak
Asam sitrat merupakan salah satu produk andalan yang diekspor
oleh Indonesia. Pembuatan produk ini akan meningkat bila industri makanan,
kosmetik dan obat-obatan juga meningkat. Asam sitrat digunakan untuk memberikan
rasa, anti-oksidan, bahan pengawet, untuk mencegah kerusakan warna dan aroma.
Saat ini, asam sitrat telah dihasilkan dalam bentuk kristal monohidrat (C6H8O7.H2O),
melalui proses fermentasi oleh Aspergillus
niger. Nenas merupakan salah satu tanaman yang mengandung karbohidrat dan
gula yang dapat diolah menjadi asam sitrat. Kulit nenas masih mengandung 10,54%
karbohidrat yang dapat digunakan sebagai alternatif substrat penghasil asam
sitrat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh dari empat variasi
ketebalan dan tiga variasi substrat berkonsentrasi pada dua jenis perlakuan
fermentasi asam sitrat dari kulit nanas menggunakan Aspergillus niger, yaitu: pada temperatur konstan dengan empat
variasi pH dan pada pH konstan dengan empat variasi suhu. Dari hasil
penelitian, produksi tertinggi asam sitrat terdapat pada suhu 30oC,
pH 3 dan ketebalan 1,5 cm, di mana dalam perlakuan pertama konsentrasi asam
sitrat tertinggi yang dihasilkan adalah 49,423 g/l pada konsentrasi substrat
2000 g/l dan pada perlakuan kedua 51,063 g/l pada konsentrasi substrat 2200 g/l.
Kata kunci: Asam Sitrat, Fermentasi, nenas, Aspergillus niger, karbohidrat
Keywords:
Citric acid, fermentation, pineapple, Aspergillus niger, carbohydrate
1.
Pendahuluan
Asam sitrat merupakan salah satu produk andalan yang diekspor oleh
Indonesia ke berbagai negara, termasuk negara-negara maju seperti
Amerika Serikat, Jepang, Inggris, dan lain-lain. Kebutuhan
dunia akan asam sitrat terus meningkat dari
tahun ke tahun dan produksi asam sitrat tiap tahun meningkat 2 – 3%. Produksi asam sitrat nasional menurut Biro Pusat Statistik (BPS, 1993)
pada tahun 1991 adalah 3.063 ton/tahun dengan nilai Rp. 5.055.444.000,00 dan
produksi tersebut diperkirakan akan meningkat seiring dengan perkembangan
industri makanan, kosmetik dan obat-obatan.
Asam sitrat digunakan
dalam industri pangan (70 %), farmasi (12 %) dan industri lainnya (18 %). Asam
sitrat digunakan sebagai pemberi rasa, anti oksidan, pengawet, pencegah
kerusakan warna dan aroma. Untuk industri farmasi, asam sitrat digunakan
sebagai pembangkit aroma dan bila ditambah dengan bikarbonat akan menimbulkan
buih. Industri-industri lain yang juga menggunakan asam sitrat adalah kosmetik
sebagai anti oksidan dan sinergis, industri detergen, dan industri tekstil.
(Prescott dan Dunn, 1982)
Saat ini, asam sitrat
telah diproduksi secara besar-besaran dalam bentuk kristal monohidrat (C6H8O7.H2O),
melalui proses fermentasi dengan menggunakan kapang Aspergillus niger . (Tjokroadikoesoemo,
1986)
Dari data statistik,
produksi nenas di Provinsi Lampung pada tahun 2005 dan 2006 berturut-turut
sebesar 26.487,8 ton dan 303.766 ton yang didominasi produksi nenas dari
Kabupaten Lampung Tengah sebanyak 301.079 ton (BPS Propinsi Lampung, 2007), sedangkan
pada tahun 2007 produksi nenas di Lampung mengalami peningkatan yang sangat
signifikan hingga mencapai angka produksi sebesar 1.239.107 ton. Produksi nenas
di Indonesia
juga mengalami peningkatan dari 952.082 ton di tahun 2006 (BPS
Jakarta-Indonesia, 2007) menjadi 2.237.858 ton di tahun 2007 (BPS
Jakarta-Indonesia, 2008). Semakin
meningkat nenas yang diproduksi, maka semakin meningkat juga kulit nenas yang
dihasilkan.
Kulit nenas
selama ini hanya dianggap sebagai limbah buangan, ternyata dapat dijadikan sebagai
substrat untuk pembuatan asam sitrat (http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_sitrat, 2008). Kulit nenas
mengandung sekitar 10,54 % karbohidrat (Sidharta, 1989). Dengan kandungan karbohidrat tersebut maka limbah kulit nenas dapat dijadikan bahan baku
alternatif dalam proses produksi asam sitrat.
Dari
studi literatur didapatkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi
asam sitrat adalah pemilihan strain;
konsentrasi substrat; dan pengaruh kondisi fermentasi yang meliputi temperatur,
derajat keasaman, serta luas permukaan.
Pemilihan
strain dalam industri fermentasi
harus memenuhi syarat-syarat tertentu yaitu murni, unggul, stabil dan bukan
patogen. Konsentrasi substrat harus diatur dengan tepat (tidak
terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah). Substrat
akan dirombak oleh mikroorganisme dengan bantuan enzim membentuk asam sitrat. Substrat yang terlalu
pekat mengakibatkan naiknya tekanan osmosis. Apabila tekanan osmosis lingkungan
lebih tinggi dari sitoplasma, akan mengakibatkan sitoplasma kehilangan air yang
selanjutnya isi sel akan mengecil dan struktur sel akan hancur. Substrat yang
terlalu encer akan mengakibatkan laju pertumbuhan menjadi lambat. (Agustian, 2005)
Temperatur sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi asam sitrat. Agar dihasilkan konsentrasi asam sitrat yang tinggi maka fermentasi harus
berlangsung pada temperatur optimal berkisar 25 – 30
oC.
(Eva Novitasari W. dkk, 2008)
Di
atas temperatur optimum, kecepatan tumbuh sel akan menurun secara cepat yang
berlawanan dengan kenaikan temperatur (Abdullah Shaleh, 1995). Temperatur yang terlalu tinggi akan mempengaruhi membran sel
mikroorganisme, di mana membran sel akan menjadi cair
sehingga sel kehilangan strukturnya. Sedangkan pada
temperatur rendah akan menyebabkan membran sel menjadi padat. Hal ini berkaitan
dengan struktur membran yang terdiri dari lapisan lemak dan protein yang akan
mengeras pada temperatur rendah sehingga proses pemasukan makanan melalui
lapisan membran sel tidak terjadi, selanjutnya dapat menyebabkan kematian dari
sel mikroorganisme tersebut. (Agustian, 2005)
Pengaturan pH penting bagi keberhasilan proses fermentasi. Untuk
fermentasi asam sitrat pH optimum adalah 3, sedangkan pH optimum untuk
pertumbuhan Aspergillus niger adalah 2,5
– 3,5. Penurunan pH menyebabkan produksi asam sitrat berkurang. Hal ini
disebabkan pada pH rendah ion ferosinida lebih toksik bagi pertumbuhan
miselium. Pada pH yang tinggi terjadi akumulasi asam oksalat. (Laboratorium Bioindustri TIP, FTP, Unbraw, 2008)
Sedangkan
pada metode fermentasi permukaan, faktor luas permukaan juga harus
diperhatikan. Karena proses fermentasi hanya berlangsung pada permukaan bidang
media, maka untuk mendapatkan hasil yang maksimal, luas permukaan diusahakan
seluas mungkin dengan memperkecil ketebalan cairan (pada media cair) atau
memperkecil ukuran partikel pada media padat. (Schlegel,1986)
Berdasarkan
rumusan di atas, maka permasalahan yang dikaji
dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh
variasi konsentrasi
substrat dan temperatur pada derajat keasaman (pH)
dan luas permukaan konstan dalam fermentasi asam sitrat dari limbah kulit nenas menggunakan Aspergillus
niger.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh variasi konsentrasi substrat dan ketebalan substrat pada dua perlakuan
yaitu temperatur tetap dan pH tetap.
2.
Metodelogi
2.1
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan
di Laboratorium THP Politeknik Negeri Lampung, pada bulan Desember 2009 – Maret
2010.
2.2
Bahan
2.2.1 Mikroorganisme
Mikroorganisme yang digunakan adalah Aspergillus
niger. Kultur persediaan Aspergillus
niger ini dipelihara dalam media
agar miring yang disimpan pada temperatur kamar.
2.2.2
Media
Media yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari media
untuk biakan murni dan media
fermentasi.
2.2.2.1 Media untuk Biakan Murni
Media
untuk biakan murni menggunakan PDA (potato dextrose agar) yang
dapat dibeli ditoko bahan-bahan kimia.
2.2.2.2 Media Fermentasi
Komposisi media fermentasi asam sitrat dengan Aspergillus niger disajikan
pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi media fermentasi.
Komponen
|
Jumlah
|
Limbah kulit nenas
Urea
H2SO4 (4% wt)
KH2PO4
FeSO4.7H2O
|
*)
2,93 g/l
125 ml/l
1,86 g/l
0,0105 g/l
|
*) disesuaikan dengan variasi konsentrasi
substrat yang digunakan
2.3
Alat
Alat-alat yang digunakan
dalam penelitian ini antara lain: auto clave, nampan, bueret, labu ukur, kompor/hotplate, bunsen, alumunium foil, kapas sumbat, jarum ose, pHmeter, desikator, crucible,water oven, gelas beaker, pipet tetes, termometer, botol pencuci, tabung
reaksi, spatula, stopwatch, labu
ukur, erlenmeyer, blender, hemacytometer, inkubator, clean beanch.
2.4 Parameter
Proses
Penelitian ini dilakukan dengan empat variasi ketebalan (0,5
1, 1.5, dan 2 cm) pada luas permukaan konstan (623,7 cm2) serta
dengan dua jenis perlakuan fermentasi asam sitrat dari kulit nanas ini dengan Aspergillus niger, yaitu: [1] konstan
suhu 30 oC dengan tiga variasi konsentrasi substrat (1200, 1600, dan
2000 g/L) dan empat variasi pH (2, 2.5, 3, dan 3.5); dan [2] pH konstan (pH =
3) dengan tiga variasi konsentrasi substrat (1400, 1800, dan 2200 g/L) dan
empat variasi suhu (29oC, 30oC, 31oC, dan 32oC).
4.
Simpulan Dan Saran
4.1
Simpulan
Asam sitrat dapat diproduksi dari bahan baku
kulit nenas melalui fermentasi metode surface
dengan bantuan Aspergillus niger; dan
produksi asam sitrat terbaik terdapat pada temperatur 30o C, pH 3
dan ketebalan 1,5 cm. Untuk konsentrasi substrat 1200 g/l, 1400 g/l, 1600 g/l,
1800 g/l, 2000 g/l dan 2200 g/l jumlah konsentrasi asam sitrat yang dihasilkan
masing-masing adalah 36,796; 43,218; 44,689, 46,447; 49,423 dan 51,063 g/l.
Sehingga kondisi terbaik untuk memproduksi asam sitrat pada penelitian ini
adalah konsentrasi substrat 2200 g/l, pH 3, temperatur 30o C, pH 3
dan ketebalan 1,5 cm.
4.2
Saran
Melakukan penelitian
pembanding dengan menggunakan bahan baku lain,
seperti molases gula; dan melakukan penelitian pembanding dengan menggunakan
mikroba kultur campuran, seperti Aspergillus
niger
dengan Aspergillus wentii.
Ucapan
Terimakasih
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena hanya berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian
ini. Sholawat serta salam senantiasa tercurah bagi junjungan serta
suri teladan Baginda Rasulullah SAW, beserta keluarga dan
para sahabat.
Melalui kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada: kedua orangtua penulis yang senantiasa memberikan
bantuan doa, motivasi dan dana untuk melaksanakan penelitian; Bapak
Ir. Azhar, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Lampung; Ibu Diah Tri Antari, S.T. yang telah memberikan banyak kritik dan
masukkan dalam merancang percobaan; Staff Laboratorium Teknologi Hasil
Pertanian Politeknik Negeri Lampung yang telah memberikan izin menggunakan
fasilitas dan pengarahan dalam penggunaan alat dan keselamatan kerja selama
melakukan pengamatan di laboratorium; seluruh rekan-rekan penelitian
fermentasi: Tri, Angga, Shelin, Falah, Harun, Qory dan Eka, yang telah banyak
membantu memberikan saran-saran, pencarian literatur, bahan baku, laboratorium
dan penyusunan laporan penelitian ini; Adi Susanto, S.Si., Asep Khaerudin,
S.Pi., Neori Wijaya dan Diqdar Satyabufara, S.E. yang senantiasa memotivasi dan
membantu dalam pencarian informasi dan literatur; serta semua pihak yang
terlibat dalam proses pelaksanaan penelitian, pengerjaan laporan penelitian dan
seminar penelitian yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Pada akhirnya semoga penelitian ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
0 komentar:
Posting Komentar